Headline

Kamis, 22 Februari 2018

T.U.R.I.S


Usia manusia rata rata 60-70 tahun. Untuk ukuran manusia dewasa ini sudah di kategorikan panjang umur. Apalagi kalau di lihat dengan gaya hidup konsumtif dan serba pola hidup yang tidak sehat.

Dalam kurun waktu yang berjalan, manusia melakukan berbagai perjalan hidup, pada pertumbuhan fisiknya mereka dari janin, lahir menjadi bayi, bermain pada masa kanak kanak, tumbuh menjadi remaja lucu, dewasa, tua kemudian mati. Pada relasi sosialnya menikah, memiliki keturunan, punya cucu dan cicit kemudian mati. Pada karir kehidupannya dari awalnya besar dalam keluarga, didik orang tua, belajar mandiri, mandiri, setelahnya menghidupi keluarga dan orang lain. 

Jika di lihat maka telah terjadi perubahan dan pergerakan dari satu proses menuju proses yang lain. Ada yang mengatakan hidup adalah perjalanan dari yang terbatas menuju yang tak terbatas, dimana manusia mengurangi sisi kelemahan, ketergantungan, ketaksempurnaannya secara perlahan melalu serangkaian perubahan yang sublim. 

Perjalanan dan perubahan akan terasa bahagia jika kita dapat menaknai setiap perjalanan dan perubahan dengan baik, Fikiran, perasaan dan tindakan kita menjadi seirama, ini penting agar seluruh kompomen diri terbiasa konsisten. Bentuk membiasakan demikian adalah satu pelatihan untuk menata seluruh sel, organ dan jaringan dalam tubuh, mental, spiritual dan psikis. 

Kembali kepada kebahagiaan,kebahagian adalah satu pencapaian hidup yang paling sempurna. Hidup yang tidak bahagia, adalah kehidupan yang sebenarnya mati. Begitu banyak manusia yang mengalami kehiduapan yang mati, mereka menjadikan sarana sebagai tujuan, sehingga apa yang di capai sebenarnya tidak membuat hidup menjadi lebih bahagia. 

Harta , Tahta dan pengakuan sosial adalah alat ukur dari kehidupan manusia, ukuran yang serba materi ini membuat manusia seperti berputar putar pada labirin labirin kehidupan. Seolah hidupnya terasa menyempurna dengan memiliki harta, tahta dan pengakuan sosial. Namun sebenarnya keadaan itu adalah satu aktivitas barter atas kepemilikam dirinya. Manusia kehilangan sesuatu yang berharga yang membuatnya di dikte oleh prinsip kebendaaan. Padahal apa yang di tuju hanya seolah yang nampak nyata padahal fana adanya.

Proses perjalanan manusia adalah satu penyempurnaan diri dalam mencapai kebahagiaan yang hakiki, kebahagiaan hakiki akan mengantarkan pada satu perpindahan yang menyenangkan, seperti seorang Turis yang pindah dari satu tempat indah ketempat indah berikutnya, apa yang di cari adalah mengisi ruang kebahagian dalam diri hingga sesak dan membuncah keluar, sehingga orang lainpun bisa menikmati kebahagian nya. Inilah manusia yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. 
Turis disini adalah satu perumpamaan dimana seorang berpindah tempat dan memberi keuntungan bagi dirinya dan orang lain atas satu kunjungan yang singkat.

Turis sadar bahwa keberadaannya di suatu tempat, adalah proses, suatu pintu menuju ruang lain yang lebih indah. Turis akan segera meninggalkan tempat yang di kunjungi, melangkah kembali sebagai satu siklus yang pasti. Maka hidup yang sempurna adalah hidup sebagai Turis, tidak berfikir bahwa kesementaraan itu abadi. Kebentahan tidak menjadi hakikat kebahagian, karena sarana selamanya bukanlah tujuan. Apa yang kita miliki akan kita tinggalkan. Seperti memasuki kawasan bandara, kita pun di periksa, sesuatu yang di larang akan di sita dan tidak dapat dibawa dalam penerbangan menuju satu tempat yang lain. Itulah aturan kehidupan. untuk semuanya jadilah Turis yang bahagia. 

Penulis
Netta Pradinita 

0 komentar:

Posting Komentar